1. Program bimbingan konseling di sekolah dan cara mengembangkan sebuah
program bimbingan konseling ?
Di sekolah ini memang mempunyai beberapa program
yang sudah direncanakan atau sudah disusun terlebih dahulu dan program
bimbingan konseling di sekolah ini selalu berganti setiap tahunnya. Program
yang dijalankan secara rutin yaitu psikotes 1x dalam setahun pada anak kelas X,
pada saat penjurusan, program inilah yang benar-benar rutin dijalankan di
sekolah ini.
Dan cara mengembangkan program bimbingan konseling
di sekolah ini yaitu dengan tidak terlalu terpaku terhadap program yang sudah
disusun karena menurut guru bimbingan konseling di sman 80, cenderung melakukan
program tidak terlalu monoton dan menurut mereka harus berdasarkan situsional,
insendential, dan kondisional, maka dari itu di sekolah ini selalu membahas
kekinian. Dan dikarenakan juga ada beberapa program yang tidak bisa di aplikasikan
ke semuanya karena keterbatasan waktu. Contohnya, sedang UTS kita sebagai guru
bimbingan konseling harus menyesuaikan keadaan dan jadwal mereka yaitu siswa,
dan jangan memaksakan untuk tetap menyalurkan program.
Dan juga bimbingan dan konseling itu bukanlah guru
bidang studi dan dengan adanya program-program ini agar program tidak kaku/
bimbingan konseling itu bisa dikatakan refreshing bagi para siswa yang sudah
jenuh dan penat dari padatnya mata pelajaran yang membuat mereka lelah, tetapi
refreshing ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing siswa. Kesemua
program ini guru bimbingan konseling di sman 80, sering melakukan improvisasi
agar selalu membahas kekinian dan tidak terlalu terpaku terhadap program.
2. Aspek-aspek
apa saja yang digunakan menajemen bimbingan konseling disekolah ini ?
a. Keterlibatan Stakeholder
Stakeholder merupakan
individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan
maupun secara parsial yang memiliki
hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Hanya saja dalam manajemen
bimbingan konseling stakeholder itu sendiri maksudnya segala pihak yang ada di
sekolah ikut turut bekerja sama dan ikut membantu demi kepentingan terjalinnya
relasi dan menjadikan manajemen bimbingan konseling di SMAN 80 lebih baik lagi
maka dari itu dibutuhkan juga kesepakatan manajemen atas program bimbingan
konseling.
Biasanya hal yang sering terjadi pada komite sekolah
sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan penyadaran dan
pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
b. Pengaturan Waktu
Berapa banyak
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam
setiap komponen program perlu dirancang
dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan
manajemen yang harus dilakukan oleh konselor. Sebagai contoh, misalnya 80%
waktu digunakan untuk melayanai siswa secara langsung dan 20% digunakan untuk
dukungan manajerial. Dan pengaturan waktu di sekolah ini apabila sedang
melakukan kegiatan bimbingan konseling ke kelas-kelas hanya diberikan waktu
1x45 menit masuk ke kelas 1x seminggu. Dan menurut guru bimbingan konseling di
SMAN 80,aspek pengaturan waktu yang minim itu sangatlah kurang efektif, karena
sebagai guru bimbingan konseling menjadi kurang bisa mencurahkan segala
kemampuannya kepada peserta didik dalam menangani berbagai pro dan kontra, dan
juga menjadikan guru bimbingan konseling menjadi lebih sedikit lagi hubungannya
dengan peserta didik, karena gerak pantauannya dibatasi oleh waktu.
c. Kalender Kegiatan
Program
bimbingan dan konseling sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan
perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan,
semesteran, bulanan, dan mingguan.
d. Anggaran
Perencanaan
anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan dan konseling.
Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung
implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja
Sekolah. Dan demi berjalannya kegiatan bimbingan konseing yang sudah di
programkan, maka anggaran pun harus ada dan harus terus berjalan demi
kelancaran penerapan program bimbingan konseling. Seperti program kegiatan
psikotes yang diadakan setiap tahunnya, dan itu program itu membutuhkan
anggaran yang memadai agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
e. Penyiapan Fasilitas
Fasilitas yang diharapkan sudah tersedia di SMAN
80 yaitu dengan adanya ruangan tempat bimbingan yang khusus dan teratur, serta
perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses layanan bimbingan dan
konseling yang bermutu. Ruangan di SMAN 80 sudah sedemikian rupa yang sesuai
layaknya ruangan bimbingan konseling, sehingga di satu segi para siswa yang
berkunjung ke ruangan tersebut merasa senang, aman dan nyaman, serta segi lain
di ruangan tersebut dapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan lainnya
sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling.
Ruangan bimbingan konseling di sekolah ini,
meliputi ruang kerja konselor, ruang layanan konseling dan bimbingan kelompok,
ruang tunggu tamu, ruang tenaga administrasi, dan ruang perpustakaan dan
disediakannya tempat khusus untuk menaruh benda-benda berharga dan
penghargaan-penghargaan yang berkaitan dengan aktivitas bimbingan konseling.
Dan
tersediannya instrumen dan kelengkapan administrasi, seperti : angket siswa dan
orang tua, pedoman wawancara, pedoman observasi, format konseling, format
satuan layanan, dan format surat referal. Tersedianya Buku-buku panduan, buku
informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku
materi layanan bimbingan, buku program tahunan, buku program semesteran, buku
kasus, buku harian, buku hasil wawancara, laporan kegiatan layanan, data kehadiran
siswa, dan buku realisasi kegiatan bimbingan konseling. Lalu dilengkapi juga perangkat
elektronik (seperti komputer, dan tape recorder). Dan tersediannya filing
kabinet (tempat penyimpanan dokumentasi dan data siswa).
3. Bagaimana caranya agar guru bimbingan konseling dapat
lebih akuntabel dalam program bimbingan konseling ?
Saya melihat dari sumber lain, dikatakan
bahwa akuntabel itu sama dengan akuntabilitas. Dan sebelum saya menjawab
pertanyaan observasi ini. Saya akan meninjau dan menjelaskan
akuntabilitas/akuntabel itu mengandung arti apa, yang saya dapatkan dari sumber
lain.
Akuntabilitas, meskipun dibahas sebagai
istilah tunggal, dapat dimaknai dengan cara yang berbeda. Stone
& Dahir ( dalam diltz and kimberly, 2010) mendefinisikan
akuntabilitas sebagai kemampuan untuk menyediakan dokumentasi tentang
efektivitas hasil kegiatan profesional.
Myrick, 2003 (dalam diltz and kimberly,
2010) mendefinisikan akuntabilitas sebagai jawaban atas tindakan
seseorang, terutama dalam hal menetapkan tujuan, melaksanakan prosedur, dan
menggunakan hasil untuk perbaikan program. Ini melibatkan pengaturan tujuan,
mendefinisikan apa yang sedang dilakukan untuk menemui mereka, dan mengumpulkan
informasi yang mendukung setiap hasil prestasi yang diklaim.
Studer dan Sommers, 2000 ( dalam diltz and
kimberly, 2010) mendefinisikan akuntabilitas dengan tiga jenis evaluasi:
(a) program yang meliputi survei untuk menilai tujuan, dan kegiatan program,
(b) personil, yang mencakup daftar periksa pada portofolio untuk menentukan
kinerja konselor sekolah untuk mempertahankan pekerjaan nya, dan (c) evaluasi
pelayanan individual, yang meliputi penilaian obyektif berdasarkan pada
indikator dari siswa atau perubahan perilaku kelompok yang baru.
Konselor harus mampu menyediakan data hasil
kinerja, tidak ada kata hasil kinerja hanya dilaporkan tanpa berbasis bukti
dalam era data seperti ini.
Konselor harus mampu menyediakan data
tentang efektifitas konseling dalam mengubah siswa, dan membuktikan bahwa
perubahan positif siswa memang karena efek dari bimbingan dan konseling. [1]
Namun menurut kelompok kami akuntabel itu
mengandung arti pertanggung jawaban atau keadaan/situasi dari program yang
sudah disusun yang harus dipertanggung jawabkan oleh si pelaksana yaitu guru
bimbingan konseling.
Dan pertanggung
jawaban bimbingan konseling secara khusus di sekolah ini tidak ada, hanya ada
laporan di setiap minggunya, dan tidak terlalu fokus terhadap program yang
disusun karena lebih mengacu dan memandang kekinian yang akan membahas keadaan yang
situsional. Dan pertanggung jawabannya lebih ke khusus danke akademik.
Lalu pertanggung
jawaban yang lain dan kewajiban yang lain yang harus selalu dilaksanakan adalah
program bimbingan konseling seperti psikotes 1x setahun pada anak kelas X, pada
saat penjurusan dan untuk dikelas XII, pengenalan perguruan tinggi dan ruang
lingkup kerja kelas XII, dihimbau dan sebagai guru bimbingan konseling
membimbing untuk studi lapangan ke kampus-kampus. Tetapi siswa-siswa diberikan
kebebasan agar lebih menimbulkan rasa mandiri. Dan sebagai guru bimbingan
konseling, jangan sampai lupa tugasnya, yaitu mempertanggung jawabkan keadaan
peserta didiknya, dengan selalu mengawasi dan mengamati peserta didiknya dari
jauh.
Jadi dengan adanya
akuntabilitas ini, jelas guru bimbingan konseling (konselor) dituntut untuk
lebih meningkatkan mutu kinerja dan tingkat produktivitas dalam memberikan
layanan bantuan terhadap siswa. Jika hal ini tidak terpenuhi maka konselor
harus siap-siap untuk menerima berbagai complain dari masyarakat yang mungkin
tidak mengenakan.
4. Apakah di
sekolah ini, menjadikan anggaran bukan bagian dari pengelolaan program ?
Anggaran tetap dijadikan bagian dari pengelolaan
program karena tanpanya adanya anggaran pastilah program yang sudah disusun
sulit untuk dilakasakan dan program bimbingan konseling membutuhkan dukungan
itu.
Contoh :
a). Kegiatan psikotes, homevisit
b). Lalu ada anggaran yang masuk, seperti dari perguruan tinggi dan
lembaga-lembaga, yang baik cash/wujud benda
c). Apabila anggaran keluar. Contoh : ke perguruan tinggi, hanya sedikit
untuk keseluruhan anggaran lancar dan disesuaikan dengan program apa yang
akan dilaksanakan
d). Dan juga disiapkan materi eksplorasi karier,
sumber-sumber pengembangan
diri, dan termasuk informasi pendidikan di SMA/SMK.
diri, dan termasuk informasi pendidikan di SMA/SMK.
Ruang bimbingan dan konseling di SMA/SMK secara
khusus lebih
ditekankan pada materi-matteri pemilihan karier, katalog perguruan tinggi,
paket keterampilan pengambilan tes, inventori penilaian, juga termasuk
substansi yang membahayakan seperti: kehamilan, penyalahgunaan obat-obat
dan materi yang sama ditunjukan pada isu-isu yang kritis tentang masalah
social dan kesehatan.
ditekankan pada materi-matteri pemilihan karier, katalog perguruan tinggi,
paket keterampilan pengambilan tes, inventori penilaian, juga termasuk
substansi yang membahayakan seperti: kehamilan, penyalahgunaan obat-obat
dan materi yang sama ditunjukan pada isu-isu yang kritis tentang masalah
social dan kesehatan.
Hendaknya, segala material yang
disediakan untuk
kegiatan layanan bimbingan dan konseling mengacu pada kebutuhan siswa
dan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
kegiatan layanan bimbingan dan konseling mengacu pada kebutuhan siswa
dan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
5. Apakah
paradigma manajemen bimbingan konseling diterapkan di sekolah pada saat ini ?
Paradigma Baru Dalam Manajemen Bimbingan dan
Konseling
Bimbingan adalah proses pemberianbantuan (proses of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial).
Sedangkan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan peserta didik (klien) baik secara langsung atau tidak langsung dalam rangka membantu peserta didik(klien) agar dapat mengembangkan potensi dirinya atatu memecahkan masalah yang dialaminya.
Bimbingan adalah proses pemberianbantuan (proses of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial).
Sedangkan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan peserta didik (klien) baik secara langsung atau tidak langsung dalam rangka membantu peserta didik(klien) agar dapat mengembangkan potensi dirinya atatu memecahkan masalah yang dialaminya.
Dan pandangan itu memang benar berjalan cukup baik
di SMAN 80, apabila sedang menangani siswa-siswa dan menangani kasus, lalu ada
kerja sama dengan kesiswaan dalam menghadapi hal itu. Lalu agar lebih baik lagi
ada sistem point, yang akan masuk ke
dalam rapot. Point itu adalah hubungan, agar ada perubahan dan perbaikan dari
diri siswanya. Dalam memberikan layanan juga terkadang ada kendala. Contoh :
siswa yang ingin dipanggil guru bimbingan konseling dan bentrok dengan
pelajaran lain. Maka dari itu di SMAN 80 penerapkan paradigma itu, agar tidak
bertabrakan dengan mata pelajaran lainnya.
6. Apa saja problematika dalam aplikasi manajemen bimbingan konseling yang
saat ini terjadi di indonesia. Apakah sekolah itu terganggu ?
No.
|
Problematika
|
Jawaban
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Waktu bimbingan konseling yang sangat minim,
hanya diberikan 1x45 menit.
Adanya labelisasi jika dipanggil ke ruang
bimbingan konseling maka anak itu terkena masalah.
Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi
sekolah.
Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata
sebagai proses pemberian nasehat.
Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk
klien-klien (peserta didik) tertentu saja.
Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain
pasif.
|
Jadi guru bimbingan konseling kurang bisa memperhatikan murid-muridnya
dan kurang mengeksplor bagaimana tingkah laku dan kebiasaannya. Padahal
dengan adanya waktu yang cukup, guru bimbingan dan konseling lebih nleluasan
dalam menyalurkan kegiatan bimbingan konseling itu.
Jadi murid-murid menganggap yang masuk ke ruang bimbingan konseling itu
menjadi takut dan selalu berfikiran negatif tentang apa yang terjadi di
ruangan itu. Karena dianggap bahwa yang masuk ke ruang bimbingan konseling di
SMAN 80 itu terdominasi oleh anak-anak yang bermasalah, mungkin memang
anak-anak yang tidak bermasalah, atau anggaplah anak yang berprestasi itu
memang jarang di panggil ke ruang bimbingan konseling, karena bimbingan
konseling di SMAN 80 lebih condong mementingkan hal-hal yang menjadi problem
atau kasus dan hal itu yang paling utama yang cepatb diselesaikan sebelum
melebar kemana-mana. Mestipun anak yang berprestasi itu jangan ditinggalkan
pantuannya dari guru bimbingan konseling, selayaknya guru bimbingan konseling
haurslah memantau seluruh peserta didiknya. Dan cara menangani anak yang berprestasi itu
dengan cara, memberikan konseling dan terus memantau perkembangan belajarnya
dan terus memotivasinya agar selalu berprestasi.
Latar belakangnya adalah masih banyak anggapan bahwa peranan konselor di
sekolah adalah sebagai polisi sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata
tertib, disiplin, dan keamanan sekolah. Anggapan ini mengatakan ”barangsiapa
diantara siswa-siswa melanggar peraturan dan disiplin sekolah harus berurusan
dengan konselor”. Dan menurut guru bimbingan dan konseling di SMAN 80, disekolah
ini tidak ada labelisasi seperti itu, karena itu tergantung pada kegiatan di
sekolah masing-masing. Karena guru bimbingan dan konseling di SMAN 80 hanya
memberi hukuman dengan memberikan point-point kepada peserta didik apabila
sudah melanggar ketentuan peraturan sekolah dan point itu di akumulasikan
dengan nilai rapot.
Latar belakangnya adalah harusnya pelayanan
bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka
pengembangan pribadi klien secara optimal. Disamping memerlukan pemberian
nasehat, pada umumnya klien sesuai dengan problem yang dialaminya, memerlukan
pula pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan dan penyaluran,
konseling, bimbingan belajar, pengalih tangan kepada petugas yang lebih ahli
dan berwenang, layanan kepada orang tua siswa dan masayarakat, dan
sebagainya. Di SMAN 80, hal yang hanya memberikan nasehat itu
tidak terjadi karena guru bimbingan konseling diusahakan seoptimal mungkin
mengkerahkan segala kemampuannya dalam konseling dan membuat peserta didik
(klien) mau terbuka dan mau aktif dalam kegiatan konseling, dan hilangkanlah
perilaku anak yang pasif itu, buat mereka menjadi anak yang selalu aktif dan
mau mengungkapkan segala yang mereka rasa itu sebagai problem.
Latar belakang problema tersebut
adalah bahwa biasanya yang datang di ruang BK adalah anak-anak yang diapnggil
kerena bermasalah. Untuk hal ini di sekolah ini tidak ada yang
menganggap bimbingan dan konseling itu hanya untuk klien-klien tertentu,
karena menurut guru bimbingan dan konseling di SMAN 80, guru bimbingan
konseling itu harus mampu menangani segala macam problem yang dihadapi
seluruh peserta didik tanpa memilih-milih, karena kadar permasalahan peserta
didik itu berbeda-beda, jadi disesuaikan dengan kebutuhannya.
Pandangan guru-guru mata pelajaran yang kurang paham pada prinsip
bimbingan konseling. Agar lebih optimal lagi, dan mengurangi kesahpahaman
Seharusnya guru bimbingan konseling dan guru mata pelajaran merupakan
fungsionaris bersama dalam membantu siswa menyelesaikan masalahnya.
Latar belakang problema tersebut karena para
konselor di sekolah dalam prakteknya lebih memberikan nasehat-nasehat kepada
siswanya karena konselor kurang memahami potensi yang dimiliki siswa. Menurut
guru bimbingan konseling di SMAN 80, hal itu jarang terjadi karena selayaknya
guru bimbingan konseling haruslah, membuat peserta didik yang menjadi klien
kita itu juga ikut aktif dalam kegiatan konseling dan selalu membuat mereka
nyaman dan mau terbuka terhadap kita.
|